Ada banyak sekali peninggalan sejara di kota muntok ,kala ditelusuri lebih jauh kota Muntok ini adalah saksi kemerdekaan Bangsa Indoneia

Begitu banyak tempat sejarah yang dapat kita jumpai , yuk simak cerita beberapa tempat ini 

 PENINGGALAN SEJARAH DI KOTA TUA MUNTOK YG MASIH TERSISA



                              KASTIL DI BUKIT MENUMBING


KASTIL yang berada di tempat dengan ketinggian 445 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini adalah tempat diasingkan tokoh kemerdekaan Bung Karno dan Bung Hatta pasca Agresi Militer Belanda di Yogyakarta   Mereka diasingkan ke Muntok untuk membatasi pergaulan para tokoh ini dengan dunia internasional. Selain Bung Karno dan Bung Hatta, para tokoh yang turut diasingkan ke Muntok adalah A Gafar Pringgodigdo, Ass'aat, Surya Darma, Ali Sastroamidjojo, Moh Roem, dan H Agus Salim.



Pesanggrahan Menumbing 



Pesanggrahan Menumbing pertama kali dibangun oleh pemerintah Belanda sebagai lokasi reses untuk kepala administrasi timah di Mentok. Ketika agresi militer Belanda berhasil merebut kota Yogyakarta, para pemimpin bangsa yang ditangkap kemudian diasingkan ke Mentok, Bangka Barat. Pahlawan yang diproklamirkan yang diasingkan ke tempat ini dibagi menjadi tiga kelompok. Jumlah pemimpin Indonesia yang diasingkan di Pesanggrahan Menumbing adalah tujuh dan dipisahkan dengan Ir. Soekarno atau disebut Bung Karno (presiden pertama Indonesia). Bung Karno dan satu tokoh penting lainnya, Moh. Hatta atau dipanggil Bung Hatta (wakil presiden pertama Indonesia) diasingkan dalam kelompok yang berbeda. Pemisahan Bung Karno dengan Bung Hatta disengaja agar kedua tokoh itu tidak bertemu, karena Belanda tidak menginginkan gerakan lagi setelah mereka dipisahkan



Pesanggrahan Muntok 

Pesanggrahan Muntok dikenal dengan Wisma Ranggam. Pesanggrahan Muntok dibangun  tahun 1827 oleh Banka Tin Winning (BTW), sebuah perusahaan tambang timah pada masa kolonial Belanda yang dijadikan sebagai tempat peristirahatan karyawan perusahaan timah tersebut


Bung Karno menempati Pesanggrahan Muntok karena tak tahan dengan hawa dingin Pesanggrahan Menumbing. Bersama Agus Salim, Bung Karno menempati Pesanggrahan Muntok pada tanggal 6 Februari 1949 hingga 6 Juli 1949. Tempat ini merupakan lokasi serah terima Surat Kuasa Kembalinya Pemerintahan RI ke Yogyakarta dari Ir Soekarno kepada Sri Sultan Hamengku Buwono IX pada Juni 1949. Surat kuasa tersebut di konsep oleh Bung Hatta di Pesanggrahan Menumbing dan diketik oleh Abdul Gafar Pringgodigdo. Jauh sebelum masa itu, pesanggrahan ini adalah tempat pengasingan seorang bangsawan dari tanah Jawa yaitu Pangeran Ario Pakuningprang oleh Belanda pada bulan Februari 1897. Pangeran Ario adalah cucu dari Sri Pangeran Paku Alam II dari Kesultanan Yogyakarta yang diasingkan Belanda karena menolak memerangi Aceh dan malah berbalik menyerang pasukan Belanda.





MERCUSUAR TANJUNG KALIAN

Mercusuar ini dibangun pada masa kolonial Inggris, tapi masih banyak yang beranggapan bahwa mercusuar ini dibangun pada masa kolonial Belanda. Mercusuar ini dibangun untuk mengawasi kapal-kapal yang sedang melintas di Selat Bangka atau yang ingin berlabuh ke Pulau Bangka. Menara yang memiliki tinggi lebih kurang 65 meter dan anak tangga yang berjumlah 117 anak tangga, dimana sebanyak 19 anak tangga terbuat dari kayu, letaknya di bagian atas. Setiap anak tangga yang berjumlah 10, maka akan ada ruang dengan sebuah jendela yang berbentuk lingkaran sedang, dimana kita bisa melihat keluar dari menara. Lubang jendela dari menara untuk melihat keluar 



mercusuar ini adalah saksi bisu atas tragedi pengeboman oleh Jepang terhadap kapal laut perawat Australia, selain itu, didekat situ juga, tepatnya di bibir pantai, adalah tempat pembantaian massal korban yang selamat dari pengeboman itu.
Kapal karam yang dulunya dibom pihak Jepang Konon dari cerita narasumber yang ada disitu, mereka disuruh oleh tentara Jepang untuk berjalan ke arah pantai lalu ditembak secara membabi buta oleh tentara Jepang. Hingga sekarang, bangkai kapal itu masih ada dan menjadi karam




BANKA TIN WINING

Kantor Penambangan Timah Bangka di Muntok Pada Masa Penjajahan Belanda BTW (Banka Tin Winning) ini dibangun pada tahun 1915. Awalnya gedung ini bernama Hoofdbureau Banka Tinwinning Bedriff dan sekaligus pusat pemerintahan (Residen) Belanda di Pulau Bangka

Bangunan yang menjadi salah satu aset dari PT. Timah. Tbk. ini direnovasi kembali dan dijadikan sebuah museum edukasi yang menampilkan sejarah awal pembentukan Kota Muntok, sejarah tragedi Kapal Vyner Brooke, sejarah pengasingan tokoh perjuangan kemerdekaan NKRI, serta sejarah PT. Timah, Tbk dan penambangannya di Pulau Bangka.







RUMAH MAYOR CINA




Bangunan ini pertama kali ditempati oleh Mayor Chung A Thiam, yang dikenal sebagai Mayor II, kemudian dilanjutkan oleh Mayor III yaitu Chung Phah Yun. Mereka adalah Mayor China yang diangkat oleh Pemerintah Belanda untuk memimpin etnis Cina di Bangka.

Bangunan Rumah Mayor yang didirikan pada 1834 memiliki arsitektur bangunan khas Eropa dengan penggunaan pilar-pilar besar di bagian teras. Lokasi rumah ini berada di depan Pelabuhan Kota Muntok, Kabupaten Bangka Barat.



























Komentar

Postingan populer dari blog ini

Platform Perdagangan Aset Digital Perdagangan Pertama Token

NuGenesis has its own European Licenced decentralised, fiat/crypto/crypto/fiat exchange called LedgerX.exchnage, which are all launching together.

Next Generation Blockchain pilihan utama utama di dunia lepas!